Sigi,Rotari.id – Pekerjaan pembangunan sejumlah fasilitas di kawasan Hunian Tetap (Huntap) di Dusun 2 Desa Bangga,kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, serampangan. Kualitas pekerjaan yang dikerjakan di kawasan tersebut dinilai acak-acakan dan asal-asalan, dengan masalah utama berupa pondasi yang patah dan lantai yang retak.

Pantauan media ini, pondasi beberapa bangunan Huntap  mengalami kerusakan yang serius, dan lantai-lantai fasilitas yang baru saja selesai dibangun sudah menunjukkan tanda-tanda retak yang mengkhawatirkan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keselamatan dan kenyamanan penghuni, yang berpotensi menghadapi risiko serius jika permasalahan ini tidak segera diatasi.

Selain itu, di bagian lain yakni fasilitas WC yang baru dibangun ternyata sudah mengalami kerusakan parah meskipun belum pernah digunakan. Sejumlah WC yang termasuk dalam fasilitas umum kawasan tersebut sudah menunjukkan kerusakan signifikan sehingga terkesan mengesampingkan kualitas pekerjaan hunian bagi penyintas bencana alam 28 September 2018 silam.

Nasrun warga Desa Bangga,Minggu (8/9/2024) mengaku kecewa dengan pihak PT Adhikarya yang ditunjuk untuk melakukan pekerjaan Huntap di Dusun 2 Desa Bangga,kecamatan Dolo Selatan itu. Dirinya menyoroti kualitas pondasi di kawasan Huntap yang  serampangan, karena ditemukan beberapa pondasi dikerjakan dengan sangat buruk. Pondasi yang seharusnya menopang struktur bangunan dengan kokoh ternyata hanya diisi dengan batu besar, menyebabkan beberapa di antaranya menggantung dan berpotensi menimbulkan bahaya.

Alih-alih menggunakan material konstruksi yang sesuai, yang terjadi justru pondasi hanya diisi dengan batu besar tanpa penguatan yang memadai. Akibatnya, beberapa pondasi tampak menggantung dan tidak stabil, ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan struktur bangunan di atasnya.

“Ini jelas menunjukkan kualitas pekerjaan yang sangat buruk,masa buat pondasi seperti itu. Kacau betul pihak PT. Adikarya le, pondasi yang seharusnya menjadi dasar yang kuat, cuma diisi dengan batu besar. Ini sangat berbahaya, apalagi jika terjadi pergeseran atau beban tambahan pada struktur,belum lagi kalau ada gempa. Kayaknya ini sengaja di buat seperti ini, atau mungkin juga kejar waktu penyelesaian,”kesalnya.

Sementara itu Lembaga Swadaya Masyarakat SIGI (Sahabat Independen untuk Gerakan Integritas) meminta pihak berwenang untuk melakukan pemeriksaan mendalam terhadap pekerjaan pembangunan Kawasan Hunian Tetap di Dusun 2 Bangga. Permintaan ini dilatarbelakangi oleh indikasi bahwa pekerjaan tersebut dikerjakan dengan cara asal-asalan dan berpotensi merugikan negara.

“Masalah-masalah ini tidak hanya mencerminkan kualitas pekerjaan yang buruk tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian Negara. Kami khawatir bahwa ketidakberesan dalam pekerjaan ini bisa berdampak pada anggaran negara yang seharusnya digunakan untuk memberikan fasilitas yang layak dan aman bagi masyarakat terdampak bencana. Kami menduga ini akibat lemahnya pengawasan baik itu dari pihak terkait,  dan perlu dilakukan penyelidikan sebab adanya dugaan penyimpangan dalam proses pembangunan tersebut,”kata Fajrin, Ketua LSM SIGI,Minggu (8/9/2024).

LSM SIGI menilai bahwa adanya indikasi ketidakberesan dalam pekerjaan konstruksi ini menunjukkan adanya kemungkinan penyimpangan dari standar teknis dan administrasi yang berlaku. Mereka juga menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran proyek pemerintah,termasuk perlunya penyelidikan menyeluruh untuk memastikan bahwa semua aspek pekerjaan mematuhi standar yang ditetapkan dan tidak ada penyimpangan atau korupsi yang terjadi.

“Kami berharap segera dilakukan  pemeriksaan ini dapat mengungkap segala bentuk penyimpangan dan memastikan bahwa tindakan perbaikan dilakukan dengan cepat dan efektif. Ini penting untuk melindungi kepentingan publik dan memastikan bahwa anggaran negara digunakan dengan benar,”ujarnya. (JoTelo)