Oleh Hasanuddin Atjo,
Mantan Ka Bappeda Sulteng

Jumat pagi 13 Oktober tahun 2023 terbang dari Jakarta ke Lombok menumpang maskapai plat merah Garuda Indonesia. Semua seat dari “burung besi” Air Bus seri terbaru dan berbadan lebar ini, telah terisi penuh oleh penumpang berbagai asal.

Seat pesawat dominan diisi oleh penumpang yang akan saksikan lomba MotoGP seri ke 15 yang berlangsung dari tanggal 13 – 15 Oktober 2023. Event ini merupakan kelanjutan dari lomba MotoGP di Sepang, Malaysia dan di Matogi, Jepang dari total 19 seri, yang disponsori Dorna bekerjasama PT Pertamina Indonesia.

Beberapa saat kemudian , awak pesawat memberi informasi melalui pengeras suara bahwa PT Garuda, menunjang perhelatan Mandalika MotoGP 2023, menambah ekstra flight dengan jumlah seat 6.200. Ini merupakan lompatan yang tidak sedikit dan perlu dapat apresiasi.

Penyampaian awak pesawat tadi memberi gambaran bahwa begitu dasyatnya dampak yang timbul dari kehadiran sirkuit tersebut. Ini baru event MotoGP yang dihelat mulai tahun 2022. Dan masih ada peluang event lainnya yang bisa memanfaatkan sirkuit itu.

Minggu, 15 Oktober 2023, saya berkesempatan menyaksikan dari dekat lomba motoGP di sirkuit Mandalika Provinsi Nusa Tenggara Barat, setelah sehari sebelumnya didaulat sebagai narasumber oleh salah satu perusahaan PMA yang berhubungan dengan penyediaan pakan benih udang, PT Skretting Indonesia.

Lomba MotorGP sudah tentu akan meningkatkan occupancy hunian hotel, bahkan homestay yang pada saat ini menjadi trend bisnis baru, yang melibatkan masyarakat juga memperoleh manfaat. Dan bukan hanya itu destinasi wisata sekitar juga kecipratan dampaknya.

Pedagang UMKM mulai pedagang asongan, rumah makan pinggiran atau kaki lima sampai dengan jasa transportasi menjadi bagian dari event internadional ini. Pada intinya event ini telah menjadi penggerak meningkat roda perekonomian NTB khususnya, Indonesia umumnya.

Berdasarkan catatan bahwa pada tahun 2022, jumlah penonton yang membanjiri sirkuit ini sekitar 102 ribu jiwa dan pada tahun 2023 tembus pada angka 103 ribu jiwa, sesuai dengan kapasitas tampung sirkuit ini tentunya.

Boleh dikata bahwa KEK Mandalika merupakan contoh sukses program 10 Bali baru yang dicanangkan era Presiden Jokowi bersama wakilnya Yusuf Kalla saat itu. Membutuhkan waktu dan upaya hampir 10 tahun merealisasikan rencana besar itu. Dan sekarang bisa dirasakan akan manfaatnya.

Contoh sukses ini sangat baik jadi pembelajaran bagi daerah daerah yang menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu lokomotif untuk menggerakkan roda perekenomian didaerahnya secara inklusive, atau merata dalam pertumbuhan. Tidak hanya sektor sektor tertentu.

Gagasan Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura, mengembangkan sektor Pariwisata menjadi satu diantara lokomotif ekononi patut diapresiasi dalam upaya mengurangi tingkat disparitas antardaerah yang cukup tajam.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi ini pada tahun 2022 menempati posisi tiga besar yaitu sekitar 15 persen dan diatas rata-rata nasional yaitu sekitar 5 persen., karena pengaruh industri tambang nikel di Morowali dan Morowali Utara yang membuat dua kabupaten ini ekonominya bisa tumbuh di atas 20 persen.

Sementara itu 11 kabupaten/kota lainnya di Sulteng tumbuh dibawah 5 persen, karena hanya bertumpu pada sektor pertanian yang makin ditinggalkan. Sementara itu sektor jasa kurang berkembang kecuali di Kab. Morowali, Morowali Utara.

Tagline bahwa Sulteng Negeri 1000 Megalith bisa menjadi Branding untuk pengembangan pariwisata daerah ini. Tagline tentunya tidak cukup untuk mewujudkan rencana ini untuk menjadi sebuah lokomotif ekonomi. Diperlukan akan sebuah roadmap terukur dan memiliki daya tarik investasi serta dampak.

Setidaknya ada tiga point yang jadi indikator utama , apabila sektor ini akan dijadikan penghela ekonomi, daerah ini yaitu bagaimana mampu menciptakan aspek kenyamanan, aspek keamanan dan bagaimana variasi destinasi wisata.

Kenyamanan antara lain bagaimana. kondisi dan status bandara udara. menjadi bandara Internasional dengan standar pengelolaan yang tinggi menjadi salah satu poin kunci. Selanjutnya terkait dengan standar akomodasi, transportasi dan jasa lainnya juga tidak kalah pentingnya.

Keamanan menjadi syarat kedua yang perlu menjadi fokus. Selama masih terkesan daerah ini belum aman untuk dikunjungi, maka ini juga akan jadi batu sandungan , karena informasi berkaitan dengan itu bisa diakses dengan cepat oleh calon pengunjung.

Mempersiapkan masyarakat untuk dua syarat di atas bukan perkara mudah. Mempersiapkan tenaga trampil melalui pendidikan vokasi di sejumlah daerah tidak bisa ditawar. Demikian pula halnya pendidikan edukasi kepada masyarakat umum harus jadi perhatian.

Variasi destinasi kunjungan juga memjadi poin penting mewujudkan tujuan itu. Sudah harus terpetakan objek objek wisata setempat yang bisa diunggulkan. Demikian halnya objek wisata antar kabupaten dan kota atau antar provinsi yang kesemuanya harus dipersiapkan.

Terakhir bahwa artikel ini hanya memberi masukan sebagai starting point dalam mewujudkan Sulteng sebagai Daerah Destinasi Negeri 1000 Megalith. Tidak kalah penting diperlukan semacam workshop untuk memetapkan langkah atau tahapan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah menuju terwujudnya destinasi negeri 1000 Megalith. Tahapan ini dinilai sering tidak dilakukan.

Kalau KEK Mandalika sebagai 10 New Bali membutuhkan waktu dan upaya mendekati 10 tahun. Maka negeri 1000 Megalith diharapkan paling lama juga sekitar 10 tahun baru dirasakan manfaatnya. Peran elaborasi penthaheliks tidak bisa lagi dihindari dan harus menjadi syarat.(**)