Palu, Rotari.id- Tawaeli, Kota Palu menjadi wilayah pertama deklarasi 8 kecamatan yang akan digelar pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu 2024-2029, Dr Hidayat, M.Si dan H Andi Nur B. Lamakarate (HANDAL), Digelar pada Rabu malam, 4 September 2024, Deklarasi HANDAL di kecamatan ini mampu menarik animo ratusan masyarakat setempat.
Silaturahmi, mendengarkan keluhan, masukan, dan kritikan masyarakat terbilang sangat intens dilakukan pasangan ini sebelum maupun pasca ditetapkan keduanya sebagai peserta kontesasi Pemilhan Wali Kota (Pilwakot) Palu 2024.
Mengusung tagline mewujudkan Kota Palu sebagai Kota Destinasi dan Industri, dalam deklarasi ini Dr Hidayat, M.Si memaparkan strategi dan pandangannya dalam memajukan Kota Palu.
“Saat ini kita masih memasuki tahap rehabiliasi dan rekonstruksi ekonomi pasca dua bencana yang melanda Kota Palu, yakni gempa bumi dan likuefaksi 2018 dan pandemi Covid-19. Karena saya Bersama pasangan saya H Andi Nur B. Lamakarate bersepakat untuk mengedepankan pembangunan ekonomi dalam visi misi kami, khususnya pembukaan lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Dr Hidayat M.Si.
Namun kata dia, pembangunan ekonomi itu jangan condong dibebankan sepenuhnya kepada masyarakat, harus ada campur tangan lebih pemerintah dalam mewujudkannya.
“Secara masyarakat Kota Palu belum pulih ekonominya pasca diterjang dua bencana itu. Jika kemudian pemerintah sekarang membebankan lagi retribusi sampah, PBB yang naik 100 persen lebih, dan pajak 10 persen bagi warung makan seperti sekarang ini untuk menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), ini bukan solusi yang bagus. Karena itu, saya dengan pasangan saya H Andi Nur Lamakarate atau Anca sudah bersepakat, jika kami berdua ditakdirkan memimpin Kota Palu, retribusi sampah akan kami hapus, pajak 10 persen bagi warung makan atau UMKM kami turunkan menjadi 2-3 persen,” kata Hidayat yang disambut tepuk tangan warga yang hadir.
Sementara itu, calon Wakil Wali Kota Palu, H Andi Nur B Lamakarate atau yang akrab disapa Anca dalam paparannya mengatakan, karena berlatar belakang pengusaha, dirinya telah diberi tugas oleh Dr Hidayat, M.Si untuk mengurusi Poboya, KEK, dan Galian C Watusampu-Buluri. “Tentunya, saya ini posisinya cuma sebagai wakil harus minta persetujuan kepada Wali Kota-ku, Bapak Hidayat,” kata Anca.
Ketua Partai Gerindra Kota Palu ini mengatakan, permasalahan utama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu yang berada di wilayah ini adalah pembebasan lahan.
“Saya ini juga sering bertemu dengan orang asing. Mereka itu juga tahu diri, mereka tidak bisa memiliki tanah pada daerah yang menjadi tujuan investasinya. Jadi kalau mereka ingin berinvestasi pada suatu daerah, pasti menanyakan ini lahannya siapa. Jika itu masih lahan milik Si A, Si B, dia tidak akan mau berinvestasi. Makanya tugas pemerintah melakukan pembebasan lahan itu. Insyaallah, saya bersama wali kota-ku, Dr Hidayat, M.Si., berkomitmen membangun kembali KEK Palu, yang diawali tentunya dengan melakukan pembebasan lahan, sehingga bisa menjadi lapangan kerja massal bagi masyarakat,” jelasnya.
“KEK Palu merupakan KEK pemerintah, berbeda dengan KEK lainnya. Kita bisa bangun smelter di sini tanpa harus membangun pembangkit listriknya lagi, karena Kota Palu dekat dengan Poso Eergy. Poso Energy saat ini surplus 200 megawatt. Kabel yang tersambung ke Kota Palu dari Poso Energy bisa menampung hingga 400 megawatt. Dan pembiayaan listrik ini terbilang murah, karena menggunakan air sebagai pembangkitnya. Berbeda dengan smelter yang berada di Kabupaten Morowali, yang masih menggunakan batubara sebagai pembangkit listriknya. Harga batubara naik, tentunya biaya atau harga listriknya juga naik. Jadi insyaallah, KEK Palu kalau kita bangun dengan benar, bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat Kota Palu, khususnya masyarakat Kecamatan Tawaeli,” jelas Anca yang disambut antusias tepuk tangan warga yang hadir. (cp)
Tinggalkan Balasan